HUKUMKasus Korupsi

ICW Desak Presiden Jokowi Copot Yasonna Laoly

Infoasatu.com, Jakarta – Terjaringnya Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kalapas Sukamiskin Wahid Husein oleh KPK menjadi sorotan Indonesia Corruption Watch (ICW). Ia pun mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi segera mencopot Menkum HAM Yasonna Laoly.

Dilansir dari DetikNews, ICW mempertanyakan komitmen antikorupsi Yasonna dan jajarannya. Menurut data BNN yang disampaikan ICW, di lapas-lapas bandar narkoba juga ditemukan praktik suap. Sehingga, Jokowi harus melakukan evaluasi terhadap Yasonna.

Pihak Istana Kepresidenan menerima saran dari ICW.

“Sebagai sebuah saran dan masukan tentu baik sebagai bentuk kepedulian ICW,” ujar juru bicara Presiden, Johan Budi SP saat dimintai konfirmasi, Minggu (22/7/2018).

Hal yang disoroti ICW adalah lemahnya pengawasan Yasonna terhadap lapas-lapas. Menurut Johan, Jokowi memiliki pertimbangan tersendiri untuk mengevaluasi kinerja menteri-menterinya.

“Namun Presiden tentu punya mekanisme evaluasi dan ukuran sendiri terhadap kinerja para menteri-nya,” terang Johan.

“Sebaiknya Jokowi mengganti Pak Yasonna karena memang, jadi justru performance-nya Jokowi menurun akibat tidak diurus dengan baik. Kan ada isu, soal penjara, kedua revisi undang-undang KUHP,” ujar Peneliti ICW Emerson Yuntho saat dihubungi, Sabtu (21/7) malam.

Pasca OTT, KPK menetapkan Wahid Husen menjadi tersangka kasus suap jual fasilitas napi korupsi di Lapas Sukamiskin. Selain Kalapas Sukamiskin; ada tiga orang yang juga ditetapkan sebagai tersangka yakni suami artis Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah; staf Wahid Husen, Hendry Saputra; dan narapidana kasus pidana umum/tahanan pendamping Andi Rahmat.

Barang bukti yang diamankan uang total Rp 279.920.000 dan USD 1.410. Selain itu, ada dua mobil Wahid yang diamankan KPK karena diduga terkait suap, yaitu Mistubishi Triton Exceed berwarna hitam dan Mitsubishi Pajero Sport Dakkar berwarna hitam. (*)

Baca Juga :  Viral Konten Provokatif di Media Sosial, Pihak Kepolisian Ancam 10 Tahun Penjara
Facebook Comments

Idris Muhammad

referensi cerdas