POLITIK

Charta Politika Sebut Jokowi Bisa Unggul Karena Mampu Rebut Suara di Basis Prabowo

Infoasatu.com, Jakarta – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 telah usai dilaksanakan, Rabu (17,4/2019). Dalam hitung cepat (quick count) lembaga survei Charta Politika, pasangan Jokowi-Ma’ruf berhasil meraih suara 54,19 persen. Sedang Prabowo-Sandi meraih 45,81 persen.

Terkait pertarungan pilpres 2019 dibanding pilpres 2014 lalu, dari hasil hitung cepat Charta Politika, diketahui ada tujuh wilayah dimana suara Jokowi yang memang kalah di pilpres 2014 semakin tergerus besar dan semakin menambah suara bagi Prabowo. Seperti Aceh yang di 2014 Jokowi masih memperoleh suara 45,61 persen, di 2019 hanya tersisa 10,44 persen. Di Sumatreta Selatan, di 2014 Jokowi memperoleh 40,74 persen turun menjadi 37,98 persen. Di Sumbar, suara Jokowi juga mengalami penurunan dari 23,08 persen menjadi 9,21 persen. Di Riau, di 2014 Jokowi memperoleh 49,88 persen, di 2019 hanya 39,10 persen. Di Banten, di tahun 2014 Jokowi memperoleh 42,90, di 2019 hanya 36,51 persen. 

Begitu pula di NTB yang di tahun 2014 memperoleh 27,55 persen, di 2019 hanya 23,91 persen. Sedang di Kalsel, di 2014 Jokowi memperoleh suara 49,95 persen, 2019 hanya 40,43 persen.

Belum lagi bagi wilayah yang dulu menjadi basis suara Jokowi di 2014 dan di Pilpres 2019 mengalami penurunan bahkan ada yang mengalami kekalahan.

Menurut Charta Politika, faktor Jawa Barat yang sangat berpengaruh di sini, meskipun dalam hitung cepat Jokowi-Ma’ruf kalah namun mampu merebut suara yang di 2014 hanya 40,22 persen, di 2019 menjadi 44,40 persen.  Seperti di ketahui, di Jawa Barat merupakan lumbung suara Prabowo dan sekaligus merupakan wilayah dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia sekitar 33 juta pemilih. 

Inilah juga yang menjelaskan mengapa Jokowi-Ma’ruf mampu unggul padahal hanya menang di 15 Provinsi.

Baca Juga :  Ratusan Massa Kompak Bersarung saat Nobar Debat Cawapres Bersama Danny Pomanto

Membaca peta distribusi perolehan suara, maka Jawa Barat yang jadi penyelamat Jokowi-Ma’ruf sehingga mampu unggul diperhitungan cepat. Walau Jokowi tetap kalah, namun peningkatan perolehan suara sebesar 4 persen ini sangat singnifikan. Karena Jabar adalah wilayah dengan pemilih terbesar sekitar 33 juta pemilih. Ini sangat besar dan bahkan merupakan sumbangan suara yang sangat penting bagi pemenanngan Jokowo-Ma’ruf

Menurut Direktur Indo Barometer, Muhammad Qodari, bila suara di Jabar tidak mampu dijaga dan jebol seperti daerah lain, apalagi diketahui Jabar ini menjadi basis suara Prabowo, maka ceritanya pasti akan berbeda dan Prabowo akan memenangkan pilpres ini.

“Jabarlah yang menjadi benteng penyelamat kemenangan Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019, karena seandainya Jabar jebol, maka ceritanya akan lain ujarnya, Kamis (18/4/2019)

Qodari mengatakan, gencarnya politik identitas dengan memakai isu sentimen agama ini menjadi efek yang dicatat menjadikan suara Jokowi banyak tergerus.

“Untung Jabar bisa dijaga sehingga tidak jebol”, pungkasnya. (*)

Facebook Comments

Idris Muhammad

referensi cerdas